Kamis, 15 Mei 2014

etika makan Nabi

Sesempurna-sempurna manusia di bumi adalah Nabi Muhammad SAW.Beliau merupakan insan kamil (manusia sempurna) yang pernah dilahirkan di dunia.Berjuta syair dan lagu telah digubah orang yang memuji manusia yang agung ini.Semoga sholawat serta salam selalu tercurah kepadanya.Allah sendiri kerap memuji Nabi Muhammad SAW dalam ayat-ayat-Nya,dan kita diperintahkan untuk meneladani beliau dalam segala sikap dan perilaku.Allah menyebut Nabi Muhammad sebagai uswatun hasanah(teladan yang baik),seperti firman-Nya dalam Al-Quran:
Artinya:”Sesungguhnya pada diri Rosulullah terdapat teladan yang baik”(QS.Al-Ahzab{33}:21).
                Untuk dapat meneladani beliau,tentu yang pertama adalah kita harus mengetahui sosok dan kepribadian beliau.Kita bisa membaca tarikhnya,menghayatinya,dan mengamalkannya dalam sikap dan perilaku kita sehari-hari.Termasuk yang perlu kita contah dari beliau adalah dalam pola makan.Kita bisa banyak mengambil hikmah dari pola makan Nabi.Tentu saja mencontoh pola makan Nabi tidak harus Letterlijk atau sama persis dengan beliau,karena kita hidup ditempat dan masa yang berbeda.Yang harus kita serap disini adalah filosofi atau hikmahnya.
                Seperti apakah Nabi kita makan?
                Berikut ini adalah beberapa etika yang perlu kita perhatikan berkaitan soal makan berdasarkan tuntunan Nabi Muhammad SAW.
                Pertama,niat yang baik.Rosulullah bersabda bahwa sesungguhnya segala sesuatu itu bergantung pada niatnya (HR.Bukhori).seyogyanya kita makan bukan sembarang makan,bukan sekadar memenuhi kebiasaan harian,melainkan dengan niat untuk mendapatkan kekuatan fisik dan jiwa dalam rangka melakukan ketaatan kepada Allah,menjaga kesehatan dan kehidupan yang dengannya kita dapat beramal saleh.Dengan demikian,aktifitas makan akan menjadi ibadah yang bernilai pahala.
                Kedua,memastikan bahwa makanan yang kita makan merupakan makanan yang halal.Sesungguhnya ini merupakan sesuatu yang prinsipil.Allah memerintahkan pada Rosul dan semua manusia untuk memakan hanya yang halal.Allah berfirman:

“wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik,dan kerjakanlah kebajikan,sungguh,Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(QS>AL Muminun{23}:51)
                Nabi kita selalu memeriksa dari manakah makanan itu berasal.Beliau mewanti-wanti jangan sampai dalam darah dan daging kita terselip sesuatu yang haram. Nabi bersabda:

“Tidaklah daging yang tumbuh dari barang yang haram,kecuali neraka lebih berhak baginya”(HR.Tirmidzi dan Ahmad).
                Ketiga,makan ketika sudah lapar.Nabi bersabda : “Kami adalah segolongan orang yang tidak makan kecuali lapar dan berhenti sebelum kenyang”.Ini adalah etika yang baik sekali,yang intinya mengingatkan agar kita tidak berlebih-lebihan dalam segala hal.berlebih-lebihan adalah sesuatu yang dibenci Allah karena merupakan perbuatan setan dan hewan. Allah berfirman :

“makan dan minumla,tetapi jangan berlebihan.Sungguh,Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”(QS.Al-A’raf{7}:31).
                Keempat,menyebut nama Allah ketika memulai makan.Nabi mengajarkan kita tidak melupakan Allah saat memulai makan sebagai tanda pengakuan bahwa rezeki yang ada di hadapan kita itu semata-mata merupakan pemberian Allah.Diantara do,a yang beliau ajarkan setiap kali menghadapi hidangan:

“Ya Allah,berkahilah kami padanya,dan berilah kami kebaikan darinya”.(HR.Tirmidzi)
                Kalau tidak doa itu,minimal kita membaca basmalah sebagai tanda bahwa kita mengingat Allah.Jika kita lupa membaca Basmalah dipermulaan makan,maka hendaklah kita membaca :


“Dengan menyebut nama Allah pada permulaan dan pada akhirnya.” (HR.AbuDaud dan Tirmidzi).
                Kelima,mengucapakan syukur setelah selesai makan.Nabi selalu memanjatkan do’a sebagai ungkapan rasa syukur ke hadhirat Allah.Diantara do’a sehabis makan yang beliau ajarkan adalah sebagai berikut :

“Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan dan minum,dan telah memudahkannya untuk ditelan dan telah membuat jalan keluar untuknya”.(HR.Tirmidzi).
                Sesungguhnya memulai dan mengakhiri makan dengan menyebut nama Allah mengandung hikmah yang sangat dalam.manusia diciptakan oleh Allah.segala kebutuhannya pun disediakan oleh Allah.Mengucap Basmallah ketika memulai makan dan Alhamdulillah ketika mengakhiri makan merupakan bentuk pengakuan bahwa Allah lah yang memberi rezeki.Manusia bisa menikmati semua itu semata-mata karena belas kasih Allah.Oleh karena itu,merupakan keniscayaan bahwa manusia berterima kasih(bersyukur) kepada yang memberikannya rezeki.
                Bersyukur, itulah hakikat dari do’a sebelum dan sesudah makan.Dengan bersyukur,maka keberkahan Allah akan turun.Rezeki yang sedikit akan terasa banyak,makanan yang sederhana akan terasa nikamat. Allah berfirman :

“Dan(ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan,sesungguhnya jika kamu bersyukur,niscaya Aku akan menambah(nikmat) kepadamu,tetapi jika kamu ingkar(nikmat-Ku) maka azab-Ku sangat berat”.(QS. Ibrahim{14}:7).
                Yang disebut diatas hanyalah sebagian saja diantara etika yang bisa kita contoh dari cara makan Nabi.Selain itu masih banyak hal-hal lain yang perlu kita perhatikan.Misalnya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan,mengutamakan kebersihan makanan,tidak terburu-buru ketika makan,makan dengan tangan kanan,tidak makan sambil berdiri dan berjalan,dan tidak meremahkan dan menghina makanan karena setiap makanan merupakan karunia dari  Allah.Tanda bahwa kita menghargai makanan adalah mencukupkan jatah yang akan kita makan,sehingga tidak ada sisa yang terbuang.Nabi Muhammad selalu menghabiskan makanannya,tidak membiarkannya tersisa.Bukan hanya itu,setiap sisi makanan yang menempel di jarinya pun beliau isap sehingga jari-jarinya bersih.
                Itulah etika makan sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW,sang teladan.Ajaran diatas mungkin tampak sepele,tetapi hikmahnya besar sekali. Allah dan Nabi tidak menghendaki kesukaran bagi kita,melainkan kemudahan.Dan itu bisa dimulai dari hal-hal sederhana seperti makan.ajaran itu pun akan sangat baik jika kita jadikan kebiasaan dalam hidup kita sehari-hari.Bukan hanya untuk kita,tetapi juga untuk keluarga.Sedapat mungkin kebiasaan yang baik ini kita tanamkan kepada anak-anak kita sejak dini,agar anak kita tumbuh menjadi anak-anak yang saleh,taat kepada Allah dan orang tua,serta selalu mengutamakan kesucian dalam segala tindak dan perilakunya.Semoga kita dapat menjadikannya kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari kita.Amien.


Semoga bermanfaat dan berkah

Wassalam
               

                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar