Ada dua hal yang paling mendasar yang perlu diketahui
oleh seorang muslim dalam tata cara makan dan minum menurut Islam,yaitu budaya
konsumtifisme dan berlebih-lebihan(israf).Kedua budaya ini menggejala di
kalangan muslim diseluruh dunia.Kebiasaan buruk ini merupakan pengaruh global
dari kuatnya budaya modern barat yang menghegemoni seluruh budaya lainnya di
dunia,termasuk Islam.
Gaya
hidup,pola makan dan minum,berpakaian,berdandan,bergaul,dan semua tradisi
keseharian sekarang sudah mengglobal,karena kuatnya pengaruh barat di mata
budaya lain.
Tidak
dapat dihindari,etika makan minum ala barat yang dikampanyekan melalui
buku,majalah,koran,radio,dan media lainnya,kemudian menggejala dalam tradisi
kita.Orang kemudian menghilangkan tradiasi lokal dan agamanya sendiri karena
pengaruh gengsi atau trend yang berkembang.Persoalan ini jelas bukan masalah
yang sederhana,tetapi akan merusak aqidah kita.
Yang
perlu diperhatikan adalah bahwa ajaran Islam tidak menganggap persoalan makan
hanya sebagai persoalan duniawisaja,tetapi juga sebagai ibadah.Allah SWT
berfirman :
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar
mereka beribadah kepada-Ku” (QS.Al-Zariyat{51}:56)
Ayat
diatas mestinya dapat dijadikan landasan,agar pilihan menu makan dan minum kita
bukan berdasarkan gengsi atau trend semata,tetapi betul-betul berdasarkan
pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani(ibadah).Kita akan mendapat pahala dan
terhindar dari segala fitnah dan kecemburuan sosial di lingkungan kita yang
disebabkan oleh budaya konsumtif dan israf ( berlebih-lebihan).
Orang
yang beriman tidak boleh mengikuti kaum kafirin dalam segala aspek
kehidupan,sebagaimana firman Allah :
“wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menaati
orang-orang yang kafir,niscaya mereka akan mengembalikan kamu ke belakang(murtad),maka
kamu akan kembali menjadi orang yang rugi” (QS.Ali-Imron{3}:149)
Ayat
yang lain bahkan melarang dengan tegas,hal itu akan menimbulkan kerusakan :
“Dan janganlah kamu menaati perintah orang-orang yang
melampaui batas,yang berbuat kerusakan di bumi dan tidak mengadakan perbaikan”
(QS. Asy-Syura{26}:151-152).
Larangan
yang tegas untuk mengikuti orang-orang kafir ini bersifat menyeluruh,termasuk
tata cara dan sopan santun dalam makan dan minum yang mereka lakukan,karena
cara mereka itu mengakibatkannya berdosa,sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran
:
“(katakanlah kepada orang-orang kafir),makan dan
bersenang-senanglah kamu (di dunia) sebentar,sesungguhnya kamu orang-orang yang
durhaka” (QS.Al-Mursalat{77}:46).
Bahkan
disinggung oleh Al-Quran sebagai cara yang dilakukan oleh binatang yang
menyebabkannya akan disiksa di neraka :
“Dan orang-orang yang kafir menikmati kesenangan(dunia)
dan mereka makan seperti hewan makan; dan (kelak) nerakalah tempat tinggal bagi
mereka. (QS. Muhammad{47}:12).
Implikasi
dari larangan mengikuti orang-orang kafir adalah,kita, setiap muslim,diharuskan
mengikuti tata cara dan budaya yang du ridhoi oleh Allah,yaitu yang telah di
contohkan oleh Rosulullah SAW.Kepatuhan dan ketaatan kepada Nabi merupakan
perbuatan taqwa dan sebaliknya jika meninggalkan atau melecehkannya,maka
diancam hukuman yang keras.Firman Allah menyatakan :
“Harta rampasan fai yang diberikan Allah kepada
Rosul-Nya(yang berasal) dari penduduk beberapa negeri,adalah untuk
Allah,Rosul,kerabat(Rosul),anak-anak yatim,orang-orang miskin,dan untuk
orang-orang yang dalam perjalanan,agar harta itu jangan hanya beredar diantara
orang-orang kaya saja diantara kamu.Apa yang diberikan Rosul kepadamu maka
terimalah.Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.Dan bertaqwalah
kepada Allah.Sungguh,Allah sangat keras hukuman-Nya” (QS.Al-Asyr{59}:7).
Tolak
ukur dari semua tingkah laku dan budaya umat Islam adalah Rosulullah SAW,bukan
simbol keunggulan seseorang atau budaya yang didasarkan pada hawa nafsu.contoh riil
yang bisa kita lihat di lingkungan sekitar adalah budaya yang diimpor dari
dunia barat dengan segala kematangan dalam penguasaan pengaruh lewat teknologi.
Kalau
kita hanya melulu mengikuti selera,budaya dan tradisi non Islam,maka kita akan
terjebak oleh dosa dengan mudah.Misalnya,kita akan mencoba memakan makanan
haram seperti babi,anjing,darah,bangkai dan makanan yang disembelih bukan atas
nama Allah.Kita akan mudah terjerumus pada minuman keras,alkohol,dan zat
adiktif lainnya,karena hal itu menjadi tradisi dan budaya makan dan minum
masyarakat non muslim di barat. Allah berfirman :
“Dan janganlah berlebih-lebihan.Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” (QS. Al-An’am{6}:141).
Budaya
pesta,standing party,tea chat,dan lain-lain yang diselingi dengan acara
dansa,joget,disko,karaoke,dan sebagainya mulai merambah generasi kita
sekarang,padahal semua itu adalah tradisi yang kurang baik dan tidak sesuai
dengan adab makan dan minum menurut Islam.
Jika
kita membiarkan sikap ikut-ikutan seperti itu,maka semakin jauhlah kita kepada
Allah.Jasmani dan rohani kita akan terkontaminasi oleh kerusakan,kehinaan,dan
penyakit yang diakibatkan oleh barang haram yang masuk dalam perut kita.Semoga
kita dijauhkan dari hal-hal yang demikian. Amien
Semoga bermanfaat dan berkah
Wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar