Rabu, 14 Mei 2014

adab makan dan minum menurut islam

              Ada dua hal yang paling mendasar yang perlu diketahui oleh seorang muslim dalam tata cara makan dan minum menurut Islam,yaitu budaya konsumtifisme dan berlebih-lebihan(israf).Kedua budaya ini menggejala di kalangan muslim diseluruh dunia.Kebiasaan buruk ini merupakan pengaruh global dari kuatnya budaya modern barat yang menghegemoni seluruh budaya lainnya di dunia,termasuk Islam.
                Gaya hidup,pola makan dan minum,berpakaian,berdandan,bergaul,dan semua tradisi keseharian sekarang sudah mengglobal,karena kuatnya pengaruh barat di mata budaya lain.
                Tidak dapat dihindari,etika makan minum ala barat yang dikampanyekan melalui buku,majalah,koran,radio,dan media lainnya,kemudian menggejala dalam tradisi kita.Orang kemudian menghilangkan tradiasi lokal dan agamanya sendiri karena pengaruh gengsi atau trend yang berkembang.Persoalan ini jelas bukan masalah yang sederhana,tetapi akan merusak aqidah kita.
                Yang perlu diperhatikan adalah bahwa ajaran Islam tidak menganggap persoalan makan hanya sebagai persoalan duniawisaja,tetapi juga sebagai ibadah.Allah SWT berfirman :

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku” (QS.Al-Zariyat{51}:56)
                Ayat diatas mestinya dapat dijadikan landasan,agar pilihan menu makan dan minum kita bukan berdasarkan gengsi atau trend semata,tetapi betul-betul berdasarkan pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani(ibadah).Kita akan mendapat pahala dan terhindar dari segala fitnah dan kecemburuan sosial di lingkungan kita yang disebabkan oleh budaya konsumtif dan israf ( berlebih-lebihan).
                Orang yang beriman tidak boleh mengikuti kaum kafirin dalam segala aspek kehidupan,sebagaimana firman Allah :

“wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menaati orang-orang yang kafir,niscaya mereka akan mengembalikan kamu ke belakang(murtad),maka kamu akan kembali menjadi orang yang rugi” (QS.Ali-Imron{3}:149)
                Ayat yang lain bahkan melarang dengan tegas,hal itu akan menimbulkan kerusakan :

“Dan janganlah kamu menaati perintah orang-orang yang melampaui batas,yang berbuat kerusakan di bumi dan tidak mengadakan perbaikan” (QS. Asy-Syura{26}:151-152).
                Larangan yang tegas untuk mengikuti orang-orang kafir ini bersifat menyeluruh,termasuk tata cara dan sopan santun dalam makan dan minum yang mereka lakukan,karena cara mereka itu mengakibatkannya berdosa,sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran :

“(katakanlah kepada orang-orang kafir),makan dan bersenang-senanglah kamu (di dunia) sebentar,sesungguhnya kamu orang-orang yang durhaka” (QS.Al-Mursalat{77}:46).
                Bahkan disinggung oleh Al-Quran sebagai cara yang dilakukan oleh binatang yang menyebabkannya akan disiksa di neraka :

“Dan orang-orang yang kafir menikmati kesenangan(dunia) dan mereka makan seperti hewan makan; dan (kelak) nerakalah tempat tinggal bagi mereka. (QS. Muhammad{47}:12).
                Implikasi dari larangan mengikuti orang-orang kafir adalah,kita, setiap muslim,diharuskan mengikuti tata cara dan budaya yang du ridhoi oleh Allah,yaitu yang telah di contohkan oleh Rosulullah SAW.Kepatuhan dan ketaatan kepada Nabi merupakan perbuatan taqwa dan sebaliknya jika meninggalkan atau melecehkannya,maka diancam hukuman yang keras.Firman Allah menyatakan :

“Harta rampasan fai yang diberikan Allah kepada Rosul-Nya(yang berasal) dari penduduk beberapa negeri,adalah untuk Allah,Rosul,kerabat(Rosul),anak-anak yatim,orang-orang miskin,dan untuk orang-orang yang dalam perjalanan,agar harta itu jangan hanya beredar diantara orang-orang kaya saja diantara kamu.Apa yang diberikan Rosul kepadamu maka terimalah.Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.Dan bertaqwalah kepada Allah.Sungguh,Allah sangat keras hukuman-Nya” (QS.Al-Asyr{59}:7).
                Tolak ukur dari semua tingkah laku dan budaya umat Islam adalah Rosulullah SAW,bukan simbol keunggulan seseorang atau budaya yang didasarkan pada hawa nafsu.contoh riil yang bisa kita lihat di lingkungan sekitar adalah budaya yang diimpor dari dunia barat dengan segala kematangan dalam penguasaan pengaruh lewat teknologi.
                Kalau kita hanya melulu mengikuti selera,budaya dan tradisi non Islam,maka kita akan terjebak oleh dosa dengan mudah.Misalnya,kita akan mencoba memakan makanan haram seperti babi,anjing,darah,bangkai dan makanan yang disembelih bukan atas nama Allah.Kita akan mudah terjerumus pada minuman keras,alkohol,dan zat adiktif lainnya,karena hal itu menjadi tradisi dan budaya makan dan minum masyarakat non muslim di barat. Allah berfirman :

“Dan janganlah berlebih-lebihan.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” (QS. Al-An’am{6}:141).
                Budaya pesta,standing party,tea chat,dan lain-lain yang diselingi dengan acara dansa,joget,disko,karaoke,dan sebagainya mulai merambah generasi kita sekarang,padahal semua itu adalah tradisi yang kurang baik dan tidak sesuai dengan adab makan dan minum menurut Islam.
                Jika kita membiarkan sikap ikut-ikutan seperti itu,maka semakin jauhlah kita kepada Allah.Jasmani dan rohani kita akan terkontaminasi oleh kerusakan,kehinaan,dan penyakit yang diakibatkan oleh barang haram yang masuk dalam perut kita.Semoga kita dijauhkan dari hal-hal yang demikian. Amien

Semoga bermanfaat dan berkah


Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar