Pada dasarnya harta memang
menunjang kehidupan manusia.Tetapi sebaliknya,harta dapat berubah menjadi
penyebab perselisihan dan permusuhan.Karena harta,orang berkelahi,hubungan
persaudaraan menjadi renggang,hubungan keluarga menjadi putus.Dan tidak jarang hubungan
anak dan orang tua tidak baik bahkan putus.Sebabnya,mungkin cara mendapatkan
harta itu yang tidak benar,atau sebagian kecil dari harta itu yang sesungguhnya
milik orang lain,tidak dikeluarkan atau di zakatkan.
Di dalam Al-Quran,dalam surat
Al-Fajr ayat 15- 20,yang menyatakan manusia suka harta,
“Adapun manusia,apabila Tuhannya mengujinya lalu
dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan,maka ia berkata : “Tuhanku telah
memuliakanku”. Akan tetapi, apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya,maka
ia berkata : “Tuhanku menghinaku”.Sebetulnya bukan demikian.Sebabnya karena
kamu tidak memuliakan anak yatim.Dan kamu tidak saling mengajak dalam memberi
makan orang miskin.Dan kamu memakan harta warisan dengan cara
mencampurbaurkan(yang halal dan batil).Dan kamu mencintai harta secara
berlebihan”.
Allah
memperingatkan manusia,bahwa harta itu hanyalah perhiasan hidup di dunia
saja.Bahkan dikatakan,bahwa harta itu adalah cobaan.Dikatakan pula,bahwa
kehidupan duniawi tak lain dari pada permainan,senda gurau dan saling
membanggakan.
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia”.
(QS.Al Kahfi : 46)
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah
cobaan(bagimu),dan di sisi Allah lah pahala yang besar”. (QS.At-Taghaabun : 15)
“Ketahuilah,bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah
permainan dan bermegah-megahan antara kamu,seta berbangga-bangga tentang
banyaknya harta dan anak....”(QS.Al-Hadid : 20).
Bahkan
Allah memperingatkan orang-orang yang sibuk dalam persaingan,perlombaan dan
bermegah-megahan tentang harta,hingga mereka terlena dan terlupa kepada Allah
sampai mereka wafat.Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya di
kemudian hari,di akhirat,dimana mereka akan melihat neraka dan dituntut untuk
mempertanggungjawabkan segala nikamt dan harta yang mereka bangga-banggakan
selama di dunia ini. Allah berfirman :
“Bermegah-megahan karena banyak harta telah melalaikan
kamu,sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah kamu begitu,kelak kamu akan
mengetahui(akibat perbuatan itu). Janganlah kamu begitu,jika kamu mengetahui
dengan pengetahuan yang yakin. Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka
jahanam. Dan sesungguhnya kamu akan melihatnya dengan ainul yakin. Kemudian
kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan(yang kamu
megah-megahkan di dunia)”.(QS. At-Takaatsur : 1-8).
Lebih
tegas kan keras lagi,Allah memperingatkan manusia :
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela. Yang
mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Dia mengira bahwa hartanya itu
dapat mengekalkalnya.Sekali-kali tidak.Sesungguhnya dia benar-benar akan
dilempar ke dalam huthamah. Dan tahukah kamu apa huthamah itu?(itulah)api(yang
disediakan) yang dinyalakan,yang(naik) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu
menutupi mereka,(sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang
panjang”.(QS.Al-Humazah:1-9).
Setan
juga mendorong-dorong manusia agar semakin bersemangat mencari harta,disamping
yang bersangkutan juga merasa pentingnya harta bagi kehidupan yang semakin maju,semakin
banyak tuntutan dan keperluan,karena semakin menjamurnya hasil-hasil teknologi
yang memberikan kesenangan dan kemudahan hidup.
Allah
SWT memang Maha Tahu bagaimana jiwa manusia yang condong mencari kesenangan
serta bangga terhadap apa yang dicapainya.Sedemikian senangnya orang kepada
harta,mereka berusaha keras untuk mencari rezeki sebanyak-banyaknya.Setelah
harta itu mereka peroleh,ada yang enggan atau sayang untuk emberikan sebagian
kecil dari hartanya itu kepada yang membutuhkan,yang tidak ikut berusaha
bersamanya.Tetapi tidak sedikit pula,terutama yang Imannya kuat,yang membagi
hasil jerih payahnya kepada mereka yang perlu ditolong.
Semoga bermanfaat dan berkah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar