Berbaik sangka kepada
Allah(husnu zhann billah),sudah selayaknya orang sakit,mengingat luasnya
rahmat dan ampunan Allah,serta berbaik sangka terhadap-Nya.Dalam sebuah hadts
disebutkan,
“Janganlah seseorang meninggal kecuali dalam keadaan baik sangka
kepada Allah”. (HR.Muslim)
Termasuk berbaik sangka bagi si sakit,dengan berharap bahwa
musibah yang menimpanya merupakan pendahuluan dari kebaikan yang akan
dianugerahkan Allah swt. Kepadanya sebagaimana tercantum dalam hadits,
“Barang siapa dikehendaki Allah kebaikan pada dirinya,maka
dia akan diberi cobaan”. (HR.Bukhari dan Muslim).
Bersabar,adalah menahan diri dan
membawanya ke arah yang dituntut syara’ serta menghindarkan diri dari hal-hal
yang diharamkan.Yakinlah bahwa musibah ini akan menghapus dosa-dosa yang telah
kita perbuat,sebagaimana sabda Rasulullah saw.,
“Tidak ada musibah yang menimpa,seperti
keletihan,kelesuan,sakit,duka,susah,dan gangguan sekadar tusukan duri
sekalipun,melainkan dihapuskan Allah sebagian dari dosa-dosanya”.(HR.Bukhari
dan Muslim).
Dalam hadits Qudsi,
“Jika kubebankan kemalangan untuk salah seorang hamba-Ku
pada badannya,hartanya,atau anaknya,kemudian ia menerimanya dengan sabar,aku
merasa enggan menegakan timbangan baginya pada hari kiamat atau membukakan buku
catatan amal baginya”. (HR.Al-Qudha’i,Al-Dailami dan At-Tirmidzi,dari Anas).
Kesabaran terhdap musibah ini ternyata membuahkan hasil yang
menakjubkan,yakni kemudahan menghadapi hisab di hari akhir.
Banyak bersyukur kepada Allah swt.,masih
memberikan kesempatan bagi kita untuk bertobat dan membersihkan diri.Betapa
banyak orang yang menemui ajal pada saat berbuat maksiat atau bergelimang
dosa.Terkadang,cobaan yang menimpa semata-mata pertanda rasa cinta dan kasih
sayang Allah swt.,kepada hamba-Nya,sebagaimana yang ditunjukan oleh hadits,
“Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum,maka
ditimpakannya cobaan pada kaum itu”.(HR.Ahmad)
Sekiranya Allah swt.,menunda hukuman kepada hamba-Nya sampai
hari kiamat,niscaya hukuman yang akan diterimanya akan lebih pedih dan
menyakitkan.Seorang hamba yang senantiasa bersabar dan bersyukur atas
kemalangan yang menimpanya,baginya dituliskan pahala amal yang biasa
dikerjakannya semasa sehat.Firman Allah swt.,kepada para malaikat dalam hadits
Qudsi,
“Jika aku menguji salah seorang hamba-Ku yang beriman,lalu
ia memuji-Ku atas ujian itu,maka berilah dia pahala sebagaimana pahala yang
biasa kalian berikan padanya”(HR.Ahmad dan Thabrani)
Memperbanyak istighfar dan menghisab diri
sendiri (Muhasabah lin-nafsi),aktifitas istighfar dan muhasabah diperbanyak
ketika sakit.Dengan menyadari segala kelemahan dan kekurangan kita sebagai
hamba Allah, insya Allah akan mendekatkan hati kita kepada Allah serta
menjadikan ibadah dan doa kita lebih khusyuk,kondisi ini akan lebih
menghantarkan kita pada ketenangan batin dan berimplikasi pada jasmani.Umar bin
Khattab dalam pesannya yang masyhurmengingatkan,
“Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab”.
Tawakal kepada Allah,adalah perpaduan
antara sabar,doa dan ikhtiar yang sesuai dengan tuntutan dan tuntunan
syara’.Allah swt.,menjanjikan dan Allah maha Besar janji-Nya bahwa setiap
penyakit ada obatnya,karena itu brerikhtiarlah sesuai dengan tuntunan
syara’,janganlah berobat dengan cara atau barang yang diharamkan.Perbanyaklah
doa dan ikhtiar serta bersabarlah hingga Allah swt.,berkenan memberi
kesembuhan.
Rasulullah saw.,bersabda,
“Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obat.Dan
menjadikan untuk kalian bahwa setiap penyakit ada obatnya.Karena
itu,berobatlah,tetapi jangan berobat dengan barang haram”.
Jangan sekali-kali berdoa mengharap mati karena penyakit
yang diderita,sebagaimana Rasulullah saw.,
“Janganlah sekali-kali seseorang mengharapkan mati karena
suatu penyakit yang menimpa dirinya! Dan seandainya ia terpaksa mengharapkannya,hendaklah
ia mengucapkan,Ya Allah,hidupkan aku selama hidup itu baik untukku,dan
wafatkanlah aku selama wafat itu lebih baik untukku”.
Diantara doa yang diajarkan Rasulullah saw.,dalam pengobatan
adalah sebagaimana yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim dari Aisyah ra.,
Allaahumma robban naasi adzhibil ba’sa isyfi antasy syaafii
laa syifaa’a illaa syifaa`uka syifaa-`an la yughaadiru saqaman.
“Ya Allah,Tuhan manusia.Lenyapkanlah penderitaan dan
sembuhkanlah karena Engkaulah yang dapat menyembuhkan.Tak ada penyembuhan
kecuali penyembuhan-Mu,yakni penyembuhan yang tidak meninggalkan penyakit
lagi”.
Tidak termasuk dalam kategori tawakal orang yang berobat
kepada dukun,tukang tenung,paranormal dan sejenisnya,atau menggunakan jimat
dalam berobat.Islam telah melarang dengan perbuatan seperti itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar