Senin, 16 Juni 2014

Menguatkan Iman ketika sakit

                Berbaik sangka kepada Allah(husnu zhann billah),sudah selayaknya orang sakit,mengingat luasnya rahmat dan ampunan Allah,serta berbaik sangka terhadap-Nya.Dalam sebuah hadts disebutkan,


“Janganlah seseorang meninggal kecuali dalam keadaan baik sangka kepada Allah”. (HR.Muslim)
Termasuk berbaik sangka bagi si sakit,dengan berharap bahwa musibah yang menimpanya merupakan pendahuluan dari kebaikan yang akan dianugerahkan Allah swt. Kepadanya sebagaimana tercantum dalam hadits,


“Barang siapa dikehendaki Allah kebaikan pada dirinya,maka dia akan diberi cobaan”. (HR.Bukhari dan Muslim).
                Bersabar,adalah menahan diri dan membawanya ke arah yang dituntut syara’ serta menghindarkan diri dari hal-hal yang diharamkan.Yakinlah bahwa musibah ini akan menghapus dosa-dosa yang telah kita perbuat,sebagaimana sabda Rasulullah saw.,
“Tidak ada musibah yang menimpa,seperti keletihan,kelesuan,sakit,duka,susah,dan gangguan sekadar tusukan duri sekalipun,melainkan dihapuskan Allah sebagian dari dosa-dosanya”.(HR.Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits Qudsi,


“Jika kubebankan kemalangan untuk salah seorang hamba-Ku pada badannya,hartanya,atau anaknya,kemudian ia menerimanya dengan sabar,aku merasa enggan menegakan timbangan baginya pada hari kiamat atau membukakan buku catatan amal baginya”. (HR.Al-Qudha’i,Al-Dailami dan At-Tirmidzi,dari Anas).
Kesabaran terhdap musibah ini ternyata membuahkan hasil yang menakjubkan,yakni kemudahan menghadapi hisab di hari akhir.
                Banyak bersyukur kepada Allah swt.,masih memberikan kesempatan bagi kita untuk bertobat dan membersihkan diri.Betapa banyak orang yang menemui ajal pada saat berbuat maksiat atau bergelimang dosa.Terkadang,cobaan yang menimpa semata-mata pertanda rasa cinta dan kasih sayang Allah swt.,kepada hamba-Nya,sebagaimana yang ditunjukan oleh hadits,


“Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum,maka ditimpakannya cobaan pada kaum itu”.(HR.Ahmad)
Sekiranya Allah swt.,menunda hukuman kepada hamba-Nya sampai hari kiamat,niscaya hukuman yang akan diterimanya akan lebih pedih dan menyakitkan.Seorang hamba yang senantiasa bersabar dan bersyukur atas kemalangan yang menimpanya,baginya dituliskan pahala amal yang biasa dikerjakannya semasa sehat.Firman Allah swt.,kepada para malaikat dalam hadits Qudsi,


“Jika aku menguji salah seorang hamba-Ku yang beriman,lalu ia memuji-Ku atas ujian itu,maka berilah dia pahala sebagaimana pahala yang biasa kalian berikan padanya”(HR.Ahmad dan Thabrani)
                Memperbanyak istighfar dan menghisab diri sendiri (Muhasabah lin-nafsi),aktifitas istighfar dan muhasabah diperbanyak ketika sakit.Dengan menyadari segala kelemahan dan kekurangan kita sebagai hamba Allah, insya Allah akan mendekatkan hati kita kepada Allah serta menjadikan ibadah dan doa kita lebih khusyuk,kondisi ini akan lebih menghantarkan kita pada ketenangan batin dan berimplikasi pada jasmani.Umar bin Khattab dalam pesannya yang masyhurmengingatkan,
“Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab”.
                Tawakal kepada Allah,adalah perpaduan antara sabar,doa dan ikhtiar yang sesuai dengan tuntutan dan tuntunan syara’.Allah swt.,menjanjikan dan Allah maha Besar janji-Nya bahwa setiap penyakit ada obatnya,karena itu brerikhtiarlah sesuai dengan tuntunan syara’,janganlah berobat dengan cara atau barang yang diharamkan.Perbanyaklah doa dan ikhtiar serta bersabarlah hingga Allah swt.,berkenan memberi kesembuhan.
Rasulullah saw.,bersabda,


“Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obat.Dan menjadikan untuk kalian bahwa setiap penyakit ada obatnya.Karena itu,berobatlah,tetapi jangan berobat dengan barang haram”.
Jangan sekali-kali berdoa mengharap mati karena penyakit yang diderita,sebagaimana Rasulullah saw.,


“Janganlah sekali-kali seseorang mengharapkan mati karena suatu penyakit yang menimpa dirinya! Dan seandainya ia terpaksa mengharapkannya,hendaklah ia mengucapkan,Ya Allah,hidupkan aku selama hidup itu baik untukku,dan wafatkanlah aku selama wafat itu lebih baik untukku”.
Diantara doa yang diajarkan Rasulullah saw.,dalam pengobatan adalah sebagaimana yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim dari Aisyah ra.,


Allaahumma robban naasi adzhibil ba’sa isyfi antasy syaafii laa syifaa’a illaa syifaa`uka syifaa-`an la yughaadiru saqaman.
“Ya Allah,Tuhan manusia.Lenyapkanlah penderitaan dan sembuhkanlah karena Engkaulah yang dapat menyembuhkan.Tak ada penyembuhan kecuali penyembuhan-Mu,yakni penyembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lagi”.
Tidak termasuk dalam kategori tawakal orang yang berobat kepada dukun,tukang tenung,paranormal dan sejenisnya,atau menggunakan jimat dalam berobat.Islam telah melarang dengan perbuatan seperti itu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar