Jumat, 13 Juni 2014

Rukun Iman

                   Allah berfirman dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 285,


“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang telah diturunkan kepadanya dari Tuhannya,demikian pula orang-orang yang beriman.Semuanya beriman kepada Allah,Malaikat-malaikat-Nya,kitab-kitab-Nya,dan rasul-rasul-Nya.(mereka mengatakan): Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun(dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya,dan mereka mengatakan : Kami dengar dan kami ta’at. (mereka berdoa): Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkau lah tempat kembali”
Ada hadits Nabi yang secara jelas menyebutkan rukun iman yang enam dan rukun islam yang lima,yang diriwayatkan oleh Muslim.Dan pada kesempatan ini,saya akan fokus yang menyebutkan rukun Iman.


“Iman adalah percaya (iman) kepada Allah,Malaikat-malaikat-nya,kitab-kitab suci-Nya,Rasul-rasul-Nya,hari Qiamat,qadha dan qadar”.
                Iman kepada Allah,Allah itu wajib ada dan maha esa.Tanda wajib Allah ada,baharu sekalian alam ini. Allah itu yang menjadikan tujuh lapis langit dan bumi serta kalian yang didalamnya. Dan Allah tidak bersifat kekurangan hanya bersifat kesempurnaan,dan tak ada yang menyerupai dia.Pula maha suci Allah,amat mendengar,amat melihat dan amat mengetahui gerak-gerik hati sekalian makhluk,yakni mengetahui segala perbuatan makhluknya yang dzahir maupun yang batin(luar dan dalam) lagi amat kuasa,dan hidup kekal selama-lamanya tiada akan mati.
                Iman kepada Malaikat Nya,Malaikat itu ialah pesuruh Allah yang selamanya tha’at(siap sedia) dalam segala menjalankan perintah Allah Ta’ala yang telah diwajibkan padanya.Malaikat itu bukan laki-laki dan bukan pula perempuan.Mereka dijadikan Allah pada badan yang halus


(jismil lathief) tidak mempunyai hawa nafsu hanya mempunyai akal.Oleh sebab itu tak pernah sekali-kali durhaka(ingkar) kepada Allah,dari mula-mula dijadikan sampai hari kiamat.Adapun tempatnya mereka itu ialah memenuhi tepi langit dan bumi,tetapi tiada menghendaki tempat,seperti makhluk-makhluk yang lainnya,sebab badannya itu seperti cahaya tidak membutuhkan tempat bagi dirinya.Malaikat itu sangat banyak tidak terhingga banyaknya,hanya Allah sendiri yang mengetahuinya.Yang wajib diketahui yaitu ada sepuluh malaikat :
11.       Malaikat Jibril,pekerjaannya menjadi utusan Allah yaitu meyampaikan wahyu(segala keterangan            agama Allah/agama Islam) kepada para Rasul dan para Nabi,untuk segenap bangsa manusia.
22.       Malikat Mikail,pekerjaannya mengurus hujan dan menghantarkan rezeki kepada sekalian makhluk yang masih hidup.
33.       Malaikat Israfil,pekerjaannya membunyikan nafakh,yaitu puput atau suling yang maha besar,dua kali dibunyikannya jika telah sampai waktunya; maksud suling yang pertama mematikan sekalian makhluk,dan suling kedua menghidupkan segala yang telah mati.
44.       Malaikat Izrail,pekerjaannya mencabut jiwa(nyawa) segala yang berjiwa
55.       Malaikat Raqib,pekerjaannya menulis segala perbuatan yang baik daripada jin dan manusia.
66.       Malaikat  ‘Atid,pekerjaannya menulis segala perbuatan yang jahat daripada jin dan manusia.
77.       Malaikat Munkar dan
88.       Malaikat nakir,pekerjaan keduanya menayai(perbuatan yang baik dan jahat) didalam kubur kepada segenap orang yang telah mati.
99.       Malaikat Malik,pekerjaannya menjaga neraka
110.   Malaikat Ridwan,pekerjaannya menjaga surga
Iman dengan Kitab Nya,kami percaya dengan kitab Nya.Kitab itu adalah banyak yang ditunkan Allah kepada Rasul Nya,hanya Allah saja yang mengetahuinya.Setengahnya yang wajib diketahui yaitu empat buah kitab dan 100 suhuf. Kitab artinya yang berjilid dan Suhuf artinya berlembaran saja. Adapun empat kitab itu :
11.       Taurat : dalam bahasa Ibrani,diturunkan Allah kepada Nabi Musa a.s.
22.       Zabur   :Dalam bahasa Qibthi,diturunkan Allah kepada Nabi Daud a.s.
33.       Injil       :dalam bahasa Suryani,diturunkan Allah kepada Nabi Isa a.s.
44.       Al-Quran : Dalam bahasa  ‘Arab,diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w.
Dan adapun yang seratus Suhuf itu diturunkan kepada tiga orang Nabi :
11.       60 Suhuf kepada Nabi Syist a.s.
22.      30 Suhuf kepada Nabi Ibrahim a.s.
33.    10 Suhuf kepada Nabi musa a.s.
Kandungan isi sekalian kitab dan suhuf itu tak berbeda yakni sama saja,yaitu mendidik dan menuntun manusia ke jalan bahagia,dan supaya takut dan taat kepada Allah,menurut segala perintahnya dan menjauhi larangannya.Karena Allah lah yang menjadikan alam yang maha luas ini,dan menguasainya.
                Iman kepada Rasul Nya,kami percaya dengan sekalian Rasul Nya.Rasul itu ialah pesuruh Allah untuk memimpin isi dunia(bumi) ini agar supaya mereka mengetahui akan dirinya bahwa manusia hidup di bumi dunia ini ialah Allah Ta’ala yang menjadikannya.Menyembah,taat beribadah kepada Allah Ta’ala,itulah diwajibkan(difardhukan) kepada para Rasul dan para Nabi supaya disampaikan kepada segenap manusia agar mereka keluar dari kesesatan,menyembah tuhan yang bukan sebenarnya Tuhan.Umpamanya mempertuhankan: Matahari,bulan,bintang,manusia,berhala dan sebagainya.Jumlah para Rasul ada 313 orang dan jumlah para Nabi adalah sangat banyak tiada terhingga banyaknya,itu hanya Allah ta’ala saja yang mengetahuinya.Tetapi ada yang wajib diketahui yaitu dua puluh lima orang :
Adam a.s, Idris a.s, Nuh a.s, Hud a.s, Luth a.s, Saleh a.s, Ibrahim a.s, Isma’il a.s, Ishak a.s, Ya’qub a.s, Yusuf a.s, Ayyub a.s, Syu’aib a.s, Musa a.s, Harun a.s, Ilyasa a.s, Dzulkifli a.s, Daud a.s, Sulaiman a.s, Ilyas a.s, Yunus a.s, Zakaria a.s, Yahya a.s, Isa a.s, dan Muhammad s.a.w.
Tidak boleh bagi tiap-tiap umat islam membeda-bedakan antara para Rasul dan Nabi,karena sekaliannya itu mempunyai empat sifat yang tertentu(wajib) bagi mereka.
Pertama  : Shidiq artinya benar (lurus)
Kedua      : Amanah artinya kepercayaan
Ketiga      : Tabligh artinya menyampaikan
Keempat : Fathanah artinya bijaksana (pandai)
Dan wajiblah bagi manusia menyakinkan,bahwasanya para Rasul dan Nabi itu adalah manusia,berkelakuan sebagaimana manusia juga,yaitu makan,minum,tidur,bisa sakit,mati dan sebagainya.Dan janganlah sekali-kali diangkat(diakui) sampai menjadi anak tuhan atau bersifat ketuhanan.
                Iman dengan Hari Kemudian (Qiamat),kami percaya dengan hari kemudian,yakni hari Qiamat atau hari pembalasan,yang akan datang nanti,entah bilakah datangnya itu,tak ada seorang pun yang tahu dan mengerti,hanya Allah Ta’ala saja yang mengetahuinya.Di hari Qiamat itu,Allah Ta’ala akan menanyai sekalian makhluknya segala apa yang telah dilakukan selama hidup di alam dunia.maka jika didapat perbuatan baik dan bakti kepada Allah Ta’ala,yakni mengerjakan segala perintah Allah Ta’ala dan menjauhi  larangannya,niscaya Allah membalas padanya dengan kebaikan juga,yaitu ditempatkannya dalam surga yang amat mulia.Tetapi sebaliknya,jika didapat perbuatan jahat dan ingkar(durhaka) kepada Allah Ta’ala,yakni tiada menurut perintah Allah Ta’ala,tak mau belajar agama Islam dan sebagainya,niscaya dibalas Allah dengan kejahatan juga,yaitu disiksa dengan siksaan yang amat pedih dan di masukan ke dalam neraka jahanam.Inilah bukti firman Allah didalam kitab suci Al-Quran surat Al Zalzalah,ayat 7-8,


“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat Zarrahpun,niscaya dia akan melihat(balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat Zarrahpun,niscaya dia akan melihat(balasan) nya pula”.
                Iman kepada qadha dan qadar,kami percaya dengan Qadar,yakni perhinggaan atau takdir Allah.Bahwasanya segala apa saja yang terjadi atas seseorang itu semuanya dari Allah Ta’ala,yakni telah ditakdirkan Allah yang menyusun dan menentukan segala yang telah terjadi atau yang akan terjadi.Dan bagi segenap manusia itu ada usaha dan ikhtiar.Usaha dan ikhtiar manusia itu tak dapat tercapai apa yang dimaksudkannya,jika tidak bersetuju dengan kehendak Allah yang memiliki sekalian alam ini.Segala fikiran dan usaha-usaha manusia yang telah tercapai bukan karena kepandaiannya,hanya sesungguhnya telah ditentukan Allah yang maha adil dan maha kuasa.Bahkan fikiran dan akal yang ada padanya itu,semuanya karunia dan anugerah dari Allah Ta’ala.
                Dari  itulah bagi tiap-tiap manusia yang benar-benar percaya dengan Rukun Iman yang enam perkara ini,tentulah takkan menyesal ia dengan ssuatu bala’ yang menimpa atas dirinya.Begitu pula tidaklah ia takabbur(sombong) sehingga melupakan famili-familinya ketika beroleh kesenangan(kekayaan) didunia ini.Rukun Iman yang keenam ini mendidik dan memimpin manusia agar sabar dengan bala’ bencana yang datang menimpa dirinya,dan agar supaya ia syukur kepada Allah yang menjadikannya,ketika ia mendapat sesuatu kesenangan dan kekayaan,bahwasanya kekayaan manusia itu takkan kekal selamanya,kesemuanya yang ada pada manusia itu akan kembali lagi kepada Allah Ta’ala.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar