Senin, 15 September 2014

keteladanan orang tua

                   Bagaimana anak bersikap,seringkali mencerminkan bagaimana anak diajar dan diperlakukan di rumah.Ada sebuah ungkapan dari seorang pendidik dan ahli konseling keluarga, Dorothy Law Nolte,PhD yang berjudul “Children Learn What They Live” :
Jika anak dibesarkan dengan celaan,maka ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,maka ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan,maka ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan,maka ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi,maka ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan dorongan,maka ia belajar percaya  diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian,maka ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan,maka ia belajar keadilan
                Seringkali orang tua juga turut menyebabkan anak-anak kehilangan teladan sejak dari rumah,ketika rumah tidak lagi nyaman untuk ditinggali,maka anak-anak akan mencari tempat lain sebagai pelarian.Anak-anak hidup bersama lingkungan yang sesungguhnya tidak sesuai dengan perkembangan jiwa mereka.Sejak kecil anak sudah akrab dengan air susu sapi ketimbang air susu ibu,anak-anak lebih banyak dalam pengasuhan pembantu dibanding ibu kandungnya dan ketika remaja anak-anak  menemukan dunianya bersama playstation,internet,game online dan lain-lain.Padahal sebagian besar permainan di dunia maya itu mengajarkan kepada anak-anak tentang kekerasan.Jadi sangat wajar,bila kekerasan sudah mengendap sangat kuat dalam benak anak-anak,ketika keinginannya tak terpenuhi,kekerasan dianggap sebagai jalan keluar.


“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan bagimu,di sisi Allah lah pahala yang besar” (At-taghabun: 15)

                Rasulullah adalah orang yang sangat sayang kepada anak-anak,baik anak kandung maupun bukan.Dua cucu beliau Hasan dan Husein adalah anak yang sangat dicintai Rasulullah.Ketika Rasulullah sedang sujud,dibiarkan saja cucunya itu naik di punggungnya,baru setelah cucunya turun,beliau melanjutkan sholatnya.Dalam riwayat lain disebutkan,pernah Rasulullah tengah berkhotbah,kedua cucunya itu terjatuh karena bajunya kepanjangan,beliau menghentikan khotbahnya,turun dari mimbar untuk menolong dan menggendong kedua cucunya dengan penuh kasih sayang.Khutbah harus dihentikan untuk menolong cucu yang sangat dicintainya.Bukan hanya keluarganya,Rasulullah juga menyanyangi anak-anak,meskipun bukan keluarga.Saat mengimami sholat,beliau mendengar ada anak kecil menagis,kemudian beliau mempercepat sholatnya,setelah selesai beliau mendatangi dan menimang-nimang anak kecil itu.Rasulullah adalah teladan terbaik yang sudah ditetapkan Allah untuk diteladani umatnya segala aspek kehidupan ada contohnya pada beliau,tinggal kita mau meneladani atau tidak.Begitu pedulinya beliau pada anak-anak yang ditunjukan dengan kasih sayang yang besar,baik yang ada hubungan keluarga atau tidak.
                Demikian halnya dengan keteladanan Nabi Ibrahim a.s.,dalam mendidik putra tercinta Ismail a.s.  Tak ada lagi yang meragukan kualitas keimanan,keshalihan dan kepemimpinan Nabi Ibrahim a.s. sebagai seorang nabi,utusan Allah,demikian pula tentunya dengan perannya sebagai ayah dan pendidik.Namun tidak mudah untuk begitu saja memahami atau mencerna konsep-konsep pendidikannya dalam mendidik keluarga dan ummat. Kalau kita mentadabburi firman Allah :


“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata : “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.maka fikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab : “Hai bapakku,kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu;Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS. Ashaffat : 102)
                Kita dapat menarik kesimpulan bahwa bukan pendidikan biasa yang menghasilkan anak luar biasa yang dengan akhlak yang mulia,keimanan yang memuncak,kesabaran yang tak terbayang,kepasrahan terhadap Allah dengan tanpa ada ragu sedikitpun,menerima dan melaksanakan perintah Allah dan orang tuanya.Maka tak mengherankan bila hingga kini peristiwa itu diabadikan dan dikenang setiap tahunnya dalam perayaan Idhul Adha.
                Allah Ta’ala memerintahkan ummat ini untuk mengambil tauladan dari Nabi Ibrahim berikut orang-orang yang bersamanya,sebagai sebuah jaminan keidealan contoh dan model dalam masalah pendidikan.

“Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu;(yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling,maka sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS. Al Mumtahanah : 6).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar