Selasa, 07 Oktober 2014

krisis wibawa ibu

Begitu luhur dan mulianya jiwa seorang ibu sehingga Islam menempatkannya pada urusan teratas diantara orang-orang yang harus dihormati dan dipatuhi.Tentu yang demikian karena begitu besar perjuangan dan tanggung jawabnya dalam mempersiapkan generasi manusia.Dalam sebuah hadist dikisahkan :
“Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah SAW. Lalu bertanya : ‘Ya Rasulullah,siapakah diantara manusia yang lebih berhak untuk aku berbakti (kepadanya) ? ‘Rasulullah menjawab, ‘Ibumu. Ia bertanya lagi, ‘kemudian siapa lagi? ‘Jawab Rasulullah, ‘Ibumu. Ia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi ? ‘Jawab Rasulullah,’Ibumu. Kemudian ia bertanya lagi,’Kemudian siapa lagi ? Jawab Rasulullah, ‘Ayahmu’ “. (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadist tersebut menunjukan begitu luhurnya kedudukan ibu untuk dihormati dan dipatuhi oleh putra-putrinya.Akan tetapi,dimasa kini kemuliaan dan keluhuran seorang ibu makin tampak pudar dan kurang dipedulikan.Yang demikian dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari,banyak anak yang tidak menghormati ibunya, tidak menghargai jasa-jasanya dan bahkan durhaka kepada ibunya.Sosok ibu yang pada masa lalu amat disegani putra-putrinya,kini tidak lagi disegani dan dianggap remeh keberadaannya.Dahulu, ibu selalu didengar nasehatnya,ditaati perintahnya,tetapi kini dianggap angin lalu,perintahnya ditentang dan dicampakan.
Dahulu seorang anak menuruti perintah orang tuanya,kini yang terjadi sebaliknya,orang tua yang harus menuruti kemauan anaknya.Akibat semua itu maka banyak terjadi krisis wibawa dalam keluarga dan banyak terjadi kegagalan hidup pada anak.Berikut ini penyebab krisis wibawa ibu,
Pertama,seorang anak tidak menyadari akan besarnya peranan ibundanya dalam kehidupannya.Karena seorang anak tidak pernah merenungkan secara mendalam betapa besarnya peranan ibu,baik ketika mengandung,melahirkan maupun ketika mendidik dan membesarkannya,peranan seorang ibu yang sangat besar itu dianggap kecil dan tidak berarti sama sekali.Seorang ibu apabila mengandung jabang bayi akan merasakan betapa susah payahnya ia,terutama bila sang bayi dalam kandungan itu makin membesar.Lebih berat lagi penderitaannya disaat ia melahirkan,banyak kaum ibu yang wafat dalam perjuangan hidup mati untuk melahirkan sang anak,tak kalah beratnya pada waktu mengasuh,membesarkan serta mendidiknya.Seluruh perjuangan seorang ibu untuk anaknya itu tidak akan dapat dibayar oleh kebaikan seorang anak walau sepanjang umurnya.Ibu berjuang penuh cinta dan keikhlasan,tanpa pamrih sedikitpun dalam hatinya.Karena itu,betapa pedihnya hati seorang ibu seperti disayat-sayat pisau jika melihat anak yang telah atau diperjuangkannya berani melawan dan durhaka kepadanya.Anak yang dapat menghayati,merenungi serta merasakan besarnya perjuangan sang ibu pasti ia akan berterima kasih kepada ibundanya,akan menghormati dan menghargai setinggi-tingginya serta berbakti padanya,dalam hal berbakti kepada orang tua, Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Quran surat Al-Ahqaf ayat 15 :


“Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada ibu bapaknya,ibunya mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula).Mengandungnya hingga menyapihnya adalah tiga puluh bulan ...” (QS.Al-Ahqaf : 15).
                Kedua,yang menjadikan seorang anak tidak menghormati dan durhaka kepada ibu adalah karena pengaruh pergaulan yang rusak.Hal ini dikarenakan kesalahan atau kurang selektifnya sang anak dalam memilih teman dan lingkungan pergaulannya.Akibatnya ia mudah terjerumus dalam perbuatan tidak terpuji,termasuk salah satunya durhaka kepada orang tua.Seorang teman yang buruk lebih besar dan lebih cepat pengaruhnya dari pada pengaruh teman yang baik,ini karena teman yang buruk sangat gigih perjuangannya dalam mempengaruhi teman-temannya untuk mengikuti jejaknya,seperti gigihnya iblis mempengaruhi Nabi Adam a.s. Seorang yang buruk perangainya,ia suka menolak bila diajak berbuat kebajikan,anti kemapanan,suka nekat berbuat kejahatan,suka membangkang dan durhaka kepada orang tua.Lebih-lebih anak yang sudah kecanduan narkoba dan minuman keras,ia cenderung untuk berbuat keji,sadis dan kejam,bahkan terhadap orang tuanya sendiri ia tega melakukannya.Karena itu,seorang anak yang baik jika terlalu akrab dengan anak yang buruk maka ia mudah terpengaruh oleh keburukan temannya dan masuk dalam lingkaran kejahatan yang dapat membahayakan keluarganya sendiri,cukup banyak fenomena di masyarakat kita,seorang anak nekat menghabisi nyawa ayah,ibu dan saudaranya akibat pengaruh buruk pergaulan jahat.Dalam memilih teman Rasulullah SAW bersabda :
“Jauhilah olehmu teman yang buruk,sebab engkau akan dikenal dengannya” (HR. Abu Asakir).
                Ketiga,yang menyebabkan seorang ibu tidak dihargai dan tidak dipatuhi anaknya,karena sang anak tidak menyadari akibat dari perbuatan durhakanya.Seorang anak yang merendahkan martabat orang tuanya,tidak menghargai perjuangan mereka dan durhaka kepada mereka akan merasakan akibatnya di dunia sebelum ia mendapat ganjaran di akhirat nanti.Banyak bukti di masyarakat,anak yang menderita hidupnya akibat durhaka kepada orang tuanya,khususnya kepada ibunya.Pada zaman Rasulullah juga pernah terjadi seorang anak yangmenderita dalam menghadapi sakaratul mautnya akibat durhaka kepada ibunya.Dalam ancaman adzab di dunia itu,Rasulullah bersabda :
“Setiap doa akan diakhirkan oleh Allah atas kehendak-Nya sampai hari kiamat kecuali dosa mendurhakai kedua orang tua.Sesungguhnya Allah akan menyegerakan(balasannya) kepada orang yang  berbuat durhaka dalam hidupnya sebelum mati”. (HR. Ath-Thabrani dan al-Hakim).
                Keempat,karena sang anak tidak mengetahui berkahnya apabila berbakti kepada orang tuanya,khususnya kepada ibu.Salah satu berkahnya ialah keturunan kita nanti akan membalas berbakti pada kita.Banyak orang yang mengeluh karena anaknya durhaka dan suka membangkang kepadanya,tetapi mereka tidak menyadari bahwa dirinya dahulu juga suka membangkang dan durhaka kepada orang tuanya.Dalam hal balasan anak,Rasulullah bersabda :
“Berbuat baiklah kepada ibu bapakmu,kelak anak-anakmu akan berbuat baik terhadapmu” (HR ath-Thabrani).
                Kelima,karena sang anak tidak ada keteladanan,kesempatan dan kasih sayang yang cukup.Misal,ibu tidak mau menyusui anaknya melainkan diberi susu sapi,sehingga jangan salahkan anak jika berprilaku tidak seperti orang tuanya melainkan seperti sapi atau hewan.Keteladanan bagi seorang ibu mutlak diperlukan,baik keteladanan dalam bertindak,berbuat,berpakaian dan bertingkah laku.Ini karena tanpa adanya keteladanan,sulit rasanya seorang anak dapat menghargai keluhuran dan kemuliaan ibu.Kesempatan dan kasih sayang yang cukup juga sangat penting artinya bagi perkembangan  jiwa anak selanjutnya,karena tanpa adanya kasih sayang dan kesempatan berkumpul bersama ibundanya selama masa sapihannya maka sang anak akan sulit untuk menghormati apalagi menyanyangi ibunya karena ia merasa tidak dekat dan asing terhadap ibunya.

                Maka dari itu,marilah kita muliakan ibunda kita,kita taati perintahnya yang baik. Semoga Allah Ta’ala selalu membimbing kita pada jalan yang di ridhoi-Nya. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar