Kamis, 01 Januari 2015

adu domba atau namimah

                 Menyampaikan pembicaraan yang didengar dari seseorang kepada orang yang menjadi objek pembicaraan dengan tujuan untuk menimbulkan permusuhan antara mereka dan mengeruhkan,atau menambah keruhnya hubungan antar mereka,ini sedikit definisi tentang mengadu domba atau namimah.Al-Qur’an menurunkan ayat yang mencela perbuatan hina ini sejak masa-masa turunnya. Allah Ta’ala berfirman,


“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina;yang banyak mencela;yang kesana kemari menghamburkan namimah” (QS. Al-Qalam : 10-11)
                Rasulullah saw. Bersabda,


“Tidak masuk surga Qattat” (HR.Muttafaqun’alaih)
Qattat yakni nammam atau pelaku namimah.Nammam adalah seseorang yang berada dalam suatu kelompok orang yang berada dalam suatu kelompok orang yang sedang membicarakan sesuatu,kemudian ia mengadu domba.Sedangkan Qattat adalah seseorang yang berusaha mendengarkan pembicaraan suatu kelompok,padahal mereka tidak mengetahuinya,setelah itu ia melakukan adu domba. Nabi saw. Bersabda,


“Sejelek-jelek hamba Allah adalah orang-orang kesana kemari dengan mengadu domba,yang memecah belah orang-orang yang saling mencintai,yang suka menyebar berita buruk,dan mencari-cari cacat orang-orang yang bersih”.(HR. Ahmad)
                Islam memperbolehkan pemisahnya untuk menyembunyikan ucapan negatif yang didengarnya dari salah satu pihak untuk pihak lain,dengan tujuan untuk meredakan permusuhan.Lebih dari itu,ia boleh menambahkan kata-kata positif yang sebenarnya tidak pernah didengar dari salah satunya tentang yang lain.
Rasulullah saw. Bersabda,


“Bukanlah dusta orang yang tengah mendamaikan dua pihak,dengan kata-kata baik itu.”
                Begitu pula dengan sebaliknya,Islam sangat murka kepada orang yang begitu mendengarkan omongan negatif,segera ia menyebarkannya kesana kemari,dengan menambahi,berdusta,atau bermaksud merusak dan menghancurkan.Orang-orang yang seperti ini,mereka tidak sekadar menceritakan apa yang mereka dengar.Keinginan mereka untuk merusak mendorongnya untuk menambah-nambahi apa yang mereka dengar,atau menmbuat-buat cerita yang tidak pernah mereka dengar.Ada sepengal syair yang bertutur,


Jika berita baik yang mereka dengar
Ia disembunyikan
Jika berita buruk yang mereka dengar
Ia siar-siarkan
Jika tak sesuatu pun didengar
Ia tebar kebohongan...






Tidak ada komentar:

Posting Komentar